A. PENGERTIAN DAN
ARTI PENTING KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain
agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang
dapat dipahami oleh pihak lain.
Komunikasi bukan
cuma terkait dengan bagaimana cara menggunakan bahasa tapi sangat terkait juga
dalam menyampaikan pesan dalam bentuk yang lainnya seperti tatapan mata,
gesture tubuh, serta mungkin intonasi.
Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.
B. JENIS DAN
PROSES KOMUNIKASI
Jenis-jenis
Komunikasi, yaitu :
1.Komunikasi Intrapribadi :
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalahkomunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnyaberpikir.
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalahkomunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnyaberpikir.
2.Komunikasi
Antarpribadi :
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yangmemungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarakyang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yangmemungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarakyang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.
3.Komunikasi
Kelompok (Kecil) :
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
4.Komunikasi
Publik :
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khususmelakukan fungsi-fungsi tertentu.
5.Komunikasi
Organisasi :
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6.Komunikasi Massa
:
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi
adalah bagaimana komunikator menyampaikanpesan kepada komunikannya, sehingga
dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.
Proseskomunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
(sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak
melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusiadan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusiadan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses
komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
A. Pengertian
Komunikasi Efektif
adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change)
pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi Efektif
adalah saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara
dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan
harapan.
B. Tujuan dan bentuk komunikasi efektif
> Tujuannya adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan.
> Bentuk komunikasi efektif :
1. Komunikasi verbal efektif :
- Berlangsung secara timbal balik.
- Makna pesan ringkas dan jelas.
- Bahasa mudah dipahami.
- Cara penyampaian mudah diterima.
- Disampaikan secara tulus.
- Mempunyai tujuan yang jelas.
- Memperlihatkan norma yang berlaku.
- Disertai dengan humor.
2. Komunikasi non verbal :
Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :
- Penampilan visik.
- Sikap tubuh dan cara berjalan.
- Ekspresi wajah.
- Sentuhan
C. Unsur-unsur dalam membangun komunikasi efektif :
- Berhadapan.
- Mempertahankan kontak mata.
- Membungkuk ke arah klien.
- Mempertahankan sikap terbuka.
- Tetap relax.
2. Arti Penting
Kepemimpinan
Kepemimpinan :
Kepemimpinan atau
leadership adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan
pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang
ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Teori Kepemimpinan
:
1. Teori Sifat :
Teori ini bertolak
dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang
berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan
pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai
atau ciri-ciri di dalamnya.
2. Teori Perilaku
:
Dasar pemikiran
teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika
melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam
hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku :
Perilaku seorang
pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau
berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan
kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu
terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas
organisasi.
3. Teori
Situsional :
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah :
– Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas.
– Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan.
– Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan.
– Norma yang dianut kelompok.
– Rentang kendali.
– Ancaman dari luar organisasi.
– Tingkat stress.
– Iklim yang terdapat dalam organisasi.
– Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan.
– Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan.
– Norma yang dianut kelompok.
– Rentang kendali.
– Ancaman dari luar organisasi.
– Tingkat stress.
– Iklim yang terdapat dalam organisasi.
B .Tipologi
Kepemimpinan
Tipologi
Kepemimpinan
Banyak gaya yang dewasa ini digunakan untuk menidentifikasikan tipe-tipe
pemimpin. Salah satu tipologi yang umum dikenal ialah yang menyatakan bahwa
para pejabat pimpinan pada dasarnya dikategorikan lima tipe, yaitu :
1.1.1 Tipe
Otokratik
Dalam hal ini pengambilan keputusan seorang manajer yang otoratik akan
bertindak sendiri dan memberitahukan kepada bawahannya bahwa ia telah mengambil
keputusan tertentu dan para bawahannnya itu hanya berperan sebagai pelaksana
karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam memelihara hubungan dengan para bawahannnya, manajer yang otokratik
biasanya menggunakan penedekatan formal berdasarkan kedudukan dan statusnya.
Seorang pemimpin yang bergaya otokratik biasanya berorientasi pada kekuasaan,
bukan berorintasi relasional. Dapat disimpulkan bahwa gaya otokratik bukan yang
didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena unsur
manusia sering diabaikan.
1.1.2 Tipe
Paternalistik
Seorang pemimpin yang paternalistik dalam menjalankan organisasi menunjukkan
kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut :
1. Dalam hal pengambilan keputusan kecendrungannya ialah menggunakan cara
mengambil keputusan sendiri, kemudian menjual kepada para bawahannya tanpa
melibatkan para bawahan dalam pengambilan keputusan.
2. Hubungan dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
3. Dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya, pada umumnya bertindak atas
dasar pemikiran kebutuhan fisik para bawahannya sudah terpenuhi. Apabila sudah
terpenuhi maka para bawahan akan mencurahkan perhatian pada pelaksanaan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
Orientasi kepemimpinan dengan gaya paternalistik ditujukan pada dua hal, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan para bawahannya sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi dengan anak-anaknya.
Orientasi kepemimpinan dengan gaya paternalistik ditujukan pada dua hal, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan para bawahannya sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi dengan anak-anaknya.
1.1.3 Tipe
Kharismatik
Pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan yang bersifat kharismatik
menunjukan bahwa sepanjang persepsi yang dimilikinya tentang keseimbangan
antara Pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan dengan para bawahan seorang
pemimpin kharismatik nampaknya memberikan penekanan pada dua hal tersebut,
artinya ia berusaha agar tugas-tugasnya terselenggara dengan sebaik-baiknya dan
sekaligus memberikan kesan bahwa pemeliharaan hubungan dengan para bawahan
didasarkan pada relasional dan bukan orientasi kekuasaan.
1.1.4 Tipe Laissez
Faire
Persepsi pimpinan yang Laissez Faire tentang pentingnya pemeliharaan
keseimbangan antara orientasi pelaksanaan tugas dan orientasi pemeliharaan
hubungan sering terlihat bahwa aksentuasi diberikan pada hubungan ketimbang
pada penyelaisan tugas. Titik tolak pemikiran yang digunakan ialah bahwa jika
dalam organisasi terdapat hubungan yang intim antara seorang pemimpin dengan para
bawahan, dengan sendirinya para bawahan itu akan terdorang kuat untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara bertanggung jawab.
Masalahnya terletak pada persepsi pimpinan yang didasarkan pada asumsi-asumsi
tertentu yang tidak sesuai dengan sifat dasar manusia.
1.1.5 Tipe
Demoktarik
Pandangan yang dominan tentang tipe kepemimpinan yang demokratik yang dipandang
paling ideal. Meskipun tidak ada jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus.
Pada umumnya didasari bahwa adanya biaya yang harus dipikul oeleh organisasi
dengan adanya kepemimpinan demokratik.
Ciri pemimpin yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada tindakannya mengikutsertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan antara hubungan yang formal dan informal. Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukanbawahannya sebagai rekan kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Ciri pemimpin yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada tindakannya mengikutsertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan antara hubungan yang formal dan informal. Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukanbawahannya sebagai rekan kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepemimpinan Seseorang di Dalam Organisasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi
orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai
berikut:
a. Faktor
Kemampuan Personal
Pengertian
kemampuan personal adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke
dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang
lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan
perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin
yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi
pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi
bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang
sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
b. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan
adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari
terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi.
Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai
jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai
jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunyai pengaruh yang
berbeda.
c. Faktor Situasi
dan Kondisi
Pengertian situasi
adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak
menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang
karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota
organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.
Jadi, ketiga faktor itulah yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang di dalam organisasi.
Namun, menurut saya ada 1 faktor yang paling menentukan di antara 3 faktor
tersebut. Yaitu faktor jabatan. Saya percaya bahwa kemampuan kepemimpinan orang
tidak hanya didapat dari lahir, melainkan bisa juga didapatkan melalui belajar.
Namun, entah kemampuan kepemimpinan tersebut didapatkan dari lahir (bakat) atau
dipelajari tidak akan mempengaruhi diri orang tersebut jika ia tidak mempunyai
jabatan di dalam suatu organisasi.
Contoh sederhananya di dalam sebuah organisasi, terdapat seorang pemimpin yang gaya kepemimpinannya buruk sehingga tujuan organisasi tersebut sulit tercapai. Namun, ada seorang bawahannya yang jauh lebih baik gaya kepemimpinannya, tetapi tidak dapat berbuat banyak di dalam organisasi tersebut karena dia tidak mempunyai jabatan untuk mengatur bawahan lainnya.
Karena itu, menurut saya faktor jabatan menurut saya paling mempengaruhi kepemimpinan seseorang di dalam organisasi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Seseorang di Dalam Organisasi
Contoh sederhananya di dalam sebuah organisasi, terdapat seorang pemimpin yang gaya kepemimpinannya buruk sehingga tujuan organisasi tersebut sulit tercapai. Namun, ada seorang bawahannya yang jauh lebih baik gaya kepemimpinannya, tetapi tidak dapat berbuat banyak di dalam organisasi tersebut karena dia tidak mempunyai jabatan untuk mengatur bawahan lainnya.
Karena itu, menurut saya faktor jabatan menurut saya paling mempengaruhi kepemimpinan seseorang di dalam organisasi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Seseorang di Dalam Organisasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi
orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai
berikut:
a. Faktor
Kemampuan Personal
Pengertian
kemampuan personal adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke
dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang
lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan
perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin
yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara
potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
b. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan
adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari
terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi.
Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai
jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai
jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunyai pengaruh yang
berbeda.
c. Faktor Situasi
dan Kondisi
Pengertian situasi
adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak
menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang
karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota
organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.
Jadi, ketiga
faktor itulah yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang di dalam organisasi.
Namun, menurut saya ada 1 faktor yang paling menentukan di antara 3 faktor
tersebut. Yaitu faktor jabatan. Saya percaya bahwa kemampuan kepemimpinan orang
tidak hanya didapat dari lahir, melainkan bisa juga didapatkan melalui belajar.
Namun, entah kemampuan kepemimpinan tersebut didapatkan dari lahir (bakat) atau
dipelajari tidak akan mempengaruhi diri orang tersebut jika ia tidak mempunyai
jabatan di dalam suatu organisasi.
Contoh
sederhananya di dalam sebuah organisasi, terdapat seorang pemimpin yang gaya
kepemimpinannya buruk sehingga tujuan organisasi tersebut sulit tercapai.
Namun, ada seorang bawahannya yang jauh lebih baik gaya kepemimpinannya, tetapi
tidak dapat berbuat banyak di dalam organisasi tersebut karena dia tidak
mempunyai jabatan untuk mengatur bawahan lainnya.
Karena itu,
menurut saya faktor jabatan menurut saya paling mempengaruhi kepemimpinan
seseorang di dalam organisasi.
0 komentar:
Posting Komentar